Review Film Sisu (2023): Aksi Brutal dalam Perburuan Emas di Era Perang Dunia II
Film Sisu yang dirilis pada 2023 ini hadir dengan kisah yang cukup unik dan penuh aksi brutal berlatar belakang Perang Dunia II. Sutradara Jalmari Helander membawa para penonton ke dalam perjalanan penuh darah di medan perang Finlandia yang sunyi namun mematikan. Mengusung genre aksi dengan campuran unsur survival, Sisu berhasil mencuri perhatian para pecinta film laga dengan sajian intensitas tinggi dan sinematografi yang apik. Namun, apakah Sisu berhasil memenuhi ekspektasi sebagai film aksi yang memukau? Mari kita bahas lebih lanjut.
Sinopsis: Kisah Perburuan Emas di Tengah Kekejaman Perang
Sisu mengikuti kisah seorang pria Finlandia tua bernama Aatami Korpi (diperankan oleh Jorma Tommila), seorang mantan tentara yang menjalani hidup sebagai penambang emas di daerah terpencil Finlandia. Dalam perjalanan mencari emas, Aatami menemukan seonggok harta karun berupa bongkahan emas yang sangat berharga. Namun, perjalanannya kembali berubah menjadi medan pertempuran ketika ia bertemu dengan sekelompok tentara Nazi yang kejam.
Dengan tekad untuk mempertahankan hartanya, Aatami berhadapan dengan Nazi yang dipimpin oleh seorang komandan brutal bernama Bruno Helldorf (Aksel Hennie). Dengan aksi yang memukau, pertempuran antara Aatami dan tentara Nazi pun dimulai. Alih-alih menjadi korban, Aatami justru menunjukkan kemampuannya yang luar biasa, layaknya mesin pembunuh tak terbendung yang berjuang untuk bertahan hidup dan melindungi hartanya dari tangan keji para Nazi.
Akting yang Memikat dari Jorma Tommila
Sebagai pemeran utama, Jorma Tommila berhasil membawa karakter Aatami Korpi dengan kesan yang mendalam. Ekspresinya yang minim kata-kata namun penuh intensitas membuat penonton seakan merasakan ketegangan dan kemarahan yang ia pendam. Aatami bukanlah karakter heroik dengan senjata modern atau teknologi canggih, melainkan seorang pria tua dengan pengalaman perang yang mendalam dan insting bertahan hidup yang luar biasa.
Karakter Aatami menjadi daya tarik utama dalam Sisu, menunjukkan bagaimana seseorang bisa memiliki kemampuan di luar batas saat berjuang untuk sesuatu yang sangat berharga baginya. Dengan aksi minim dialog, Jorma Tommila mampu mengekspresikan emosi mendalam dan karakter tangguh Aatami, membuat penonton terhubung dengan perjuangannya tanpa perlu banyak bicara.
Aksi Brutal dan Sinematografi yang Memikat
Sisu menyajikan aksi yang brutal dan tanpa ampun, sesuai dengan latar Perang Dunia II yang keras. Mulai dari pertempuran tangan kosong, jebakan maut, hingga senjata improvisasi, semua dipenuhi dengan ketegangan yang memacu adrenalin. Helander berhasil menyuguhkan adegan aksi yang terasa realistis dan tanpa henti, membuat setiap pertempuran terasa intens dan mendebarkan.
Sinematografi film ini juga patut diacungi jempol. Penggunaan lanskap alam Finlandia yang sunyi namun tajam memberikan kesan terisolasi yang kuat dan cocok dengan cerita. Perpaduan antara pemandangan yang sepi dan aksi yang intens menambah nuansa misterius dan mematikan dari Sisu. Visual yang disajikan memperkuat tema survival dengan latar belakang alam liar yang brutal, sehingga menambah ketegangan dalam setiap adegan.
Unsur Tema “Sisu” yang Menjadi Jiwa Film
Judul film ini, Sisu, berasal dari kata dalam bahasa Finlandia yang berarti “ketangguhan, keberanian, dan tekad yang tak tergoyahkan”. Nilai ini sangat tercermin dalam karakter Aatami, yang meskipun menghadapi tentara Nazi dengan jumlah besar dan persenjataan lengkap, tidak pernah gentar atau menyerah. Ia terus melawan dengan cara apa pun yang ia bisa, menunjukkan bahwa semangat sisu ini adalah jiwa dari film ini.
Sisu bukan hanya sekadar film aksi, tetapi juga sebuah penggambaran karakter yang tahan banting dan tak kenal menyerah. Setiap tindakan Aatami terasa sebagai perwujudan dari makna sisu, membuat film ini lebih dari sekadar pertempuran antara yang kuat melawan yang lemah. Penonton diajak untuk merasakan keteguhan seorang pria yang berjuang melawan peluang yang tampaknya mustahil.
Kekurangan Film: Terlalu Terpusat pada Aksi
Meskipun aksi brutal dan jalan cerita sederhana memberikan kesan yang kuat, Sisu terasa kurang mendalam dalam hal karakterisasi. Selain Aatami, para antagonis tidak memiliki latar belakang yang berarti atau motivasi yang dalam, sehingga terkesan seperti musuh-musuh satu dimensi yang hanya hadir sebagai pelengkap aksi.
Selain itu, bagi penonton yang mencari kisah perang dengan latar cerita yang kompleks atau intrik politik, Sisu mungkin terasa kurang memuaskan. Film ini lebih berfokus pada aksi dan perjuangan pribadi Aatami daripada mengembangkan konflik Perang Dunia II secara lebih mendalam.
Kesimpulan: Film Aksi Menegangkan dengan Cita Rasa Unik
Sisu adalah film aksi yang memuaskan bagi penonton yang menikmati pertempuran brutal dan tema survival yang intens. Meski ceritanya sederhana, kekuatan karakter Aatami dan adegan-adegan aksi yang mendebarkan membuat film ini mampu memberikan kesan mendalam. Jalmari Helander berhasil mengemas film ini dengan visual yang memikat, membuat Sisu menjadi sajian sinematik yang menarik untuk ditonton.
Jika Anda adalah penggemar film aksi yang sarat dengan ketegangan dan sedikit dialog, Sisu akan menjadi tontonan yang memuaskan. Dengan perpaduan antara latar alam liar Finlandia yang menawan dan aksi tanpa ampun, film ini menghadirkan pengalaman menonton yang intens dan berbeda dari film perang pada umumnya.
Rating: 7.5/10 – Film yang mengesankan untuk pencinta aksi dengan karakter tangguh dan visual yang menawan.